Thursday, July 10, 2008

Kebun Kecil


Akhir – akhir ini saya menyadari betapa belanja harian untuk masakan di rumah memang benar – benar membengkak. Contohnya saja, untuk sayur bening, bayam seikat 2000 perak, jagung manis 1 biji 2000 perak. Lebih menyedihkan lagi ketika saya berbelanja ke pasar tradisional bumbu dapur seperti daun jeruk purut, daun salam atau daun kemangi, mahalnya luar biasa.

Saya jadi teringat oleh cerita ibu saya, beberapa waktu yang lalu, ia mengunjungi rumah seorang kenalannya dari Thailand yang terletak di Pondok Indah. Di pekarangan rumah ibu Thailand tersebut ada sepetak kebun yang ditumbuhi tanaman bumbu khas untuk masakan Asia. Jadi sang ibu yang gemar memasak itu tinggal jalan ke belakang rumahnya kapanpun ia butuh bumbu – bumbuan. Ibu saya yang memang suka menanam tanaman obat seperti daun cincau, daun dewa dan daun karuk, tapi sejak bertamu di rumah Ibu Thailand tersebut, beliau jadi terinspirasi untuk mulai menanam tanaman bumbu dapur di halaman rumah. Nah, sekarang kalo si mbok butuh cabe rawit, ia tinggal jalan ke depan rumah kami, pohon cabe tumbuh subur di sana.

Seringkali kita membiarkan lahan kosong di rumah kita untuk tanaman yang hampir pasti kita tidak tahu apa nama dan kegunaannya. Suatu kali saya pernah ingin mencoba resep masakan aceh, dimana salah satu bumbunya adalah daun temurui/daun kari/daun salam koja, saya mencari di pasar manapun tidak ketemu daun tersebut. Ternyata tetangga di depan rumah saya menanam daun kari tersebut, dan diapun tidak tahu daun apa namanya serta fungsinya. Untung saja ia membolehkan kami memetik beberapa lembar daun temurui yang tumbuh lebat di halamannya.

Suatu saat nanti saya ingin juga punya kebun kecil yang ditumbuhi tanaman daun jeruk, daun salam, belimbing wuluh, dan semua bumbu – bumbu dapur yang kebutuhannya hanya sedikit ketika kita memasak tapi tanpa satu lembar daun saja, kadang masakan hambar rasanya.

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails